Mengembangkan Potensi Tambak
Udang Intensif di Desa Gelap Kecamatan Laren.
Desa Gelap Kecamatan Laren merupakan salah satu
desa yang berada paling ujung barat berbatasan dengan Kabupaten Tuban. Sekilas
desa ini jauh dari kota Kabupaten Lamongan, dengan perjalanan yang cukup
menguras tenaga. Namun, setelah sampai di Desa Gelap akan ditemui petak – petak
tambak udang intensif yang membujur di tengah – tengah rawa. Hal ini akan
membuat takjub mata memandang. Lahan minus yang dulunya rawa dengan satu kali
siklus tanam padi dan kenaf. Sekarang beberapa orang sudah mulai mengembangkan
budidaya udang sistem intensif.
Berbekal
ketekunan dari mencoba sesuatu yang baru Pak Mas’ud dan Pak Ali Fauzi (sekarang
menjadi ketua kelompok) akhirnya berhasil mengembangkan budidaya udang vannamei
intensif dengan salinitas rendah. Saat ini ada 6 orang yang melakukan budidaya
udang vannamei intensif disana. Akhirnya pada 18 maret 2013 di Desa Gelap
Kecamatan Laren dibentuk Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) ROWO SUBUR.
Pokdakan ini tidak hanya bergerak pada budidaya udang vannamei intensif tetapi
juga untuk pembudidaya ikan di sawah tambak dan kolam pekarangan.
Peran penyuluh
perikanan memiliki arti sangat penting dalam mentransformasikan ilmu
pengetahuan bahkan sebagai fasilitator pengembangan kegiatan dari Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan. Salah satu upaya yang dilakukan
penyuluh perikanan adalah melakukan pendampingan usaha budidaya dalam satu
siklus budidaya udang vannamei intensif. Setelah dirasa memiliki nilai potensi
yang luar biasa, dalam 1 Ha lahan tambak mampu menghasilkan udang vannamei 5 –
6 ton dengan size 80 – 90 ekor/kg. Maka, perlu adanya pendampingan tindak
lanjut berupa usulan program pengembangan budidaya udang vannamei intensif.
Respon positif
diberikan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan dengan hadir
secara langsung Bapak Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan,
Ir. Suyatmoko, MMA beserta Kepala Bidang Budidaya Perikanan, Ir. Tri Wahyudi, MMA di lokasi Desa
Gelap Kecamatan Laren pada saat panen. Beliau secara pribadi sangat
mengapresiasi usaha budidaya udang vannamei intensif di lahan minus seperti
rawa. Menurut beliau, budidaya seperti
ini yang perlu dikembangkan mengingat lahan yang minus dan mampu
menyerap tenaga kerja serta meningkatan taraf ekonomi masyarakat desa setempat.
Pesan ini yang kemudian ditangkap penyuluh perikanan wilayah Kecamatan
Laren, Awang R. Okrista, S.Pi sebagai peluang untuk melakukan fasilitasi
pengajuan program pengembangan agar potensi yang sudah ada bisa berjalan
optimal. Akhirnya ada tahun 2014 melalui pengajuan program Demonstration Farm (Demfarm) Budidaya Udang Vannamei Intensif bisa
disetujui untuk dilaksanakan. Berbekal awal dari kegigihan Pokdakan ROWO SUBUR
yang dimotori ketua dan sekertaris kelompok, pelaksanaan program Demonstration Farm (Demfarm) Budidaya
Udang Vannamei Intensif berjalan sangat
baik dan dirasa cukup berhasil.
Pelaksanaan
program Demonstration Farm (Demfarm)
Budidaya Udang Vannamei Intensif yang dimulai dari bulan 31 Mei – 16 Agustus
2014 yang berada di tambak milik bapak Ali Fauzi (ketua). Budidaya udang
vannamei intensif tersebut mampu menghasilkan udang sebagai berikut :
Umur (Hari)
|
79 Hari (16 Agustus 2014)
|
Sampling size
ekor/Kg
|
102 ekor/Kg
|
Total Pakan (Kg)
|
7.356 Kg
|
Luas tambak
|
8.155 m2
|
Total hasil udang
(panen)
|
5.065 Kg
|
SR (%)
|
= 516.630 / 300.000
= 86,10 %
|
FCR
|
= 7.356 / 5.065
= 1,45
|
Namun, sebenarnya apabila tanpa ada kendala berak putih (white feces
deases/WFD) potensi panen udang vannamei bisa mencapai 7 ton. Pencapaian hasil
seperti ini tidak lepas dari peran penyuluh perikanan, Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Lamongan dan pihak peneliti dari BBBAP Jepara yang asli
orang Lamongan, yakni Ir. Supito, Msi. Selama budidaya pendampingan sangat
intens diberikan, baik secara pertemuan langsung maupun dengan telephone.
Bahkan bapak Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan tidak segan
– segan turun langsung ke lokasi untuk melihat perkembangan budidaya udang
vannamei.
Kendala berak putih (white feces deases/WFD) terindikasi awal pada
kondisi kalitas air terutama pH yang di atas 8. Hal ini menurut Ir. Supito, Msi
sebagai pemicu awal munculnya BGA (Blue Green Algae) dan bakteri Vibrio yang
melebihi kondisi normal. Sehingga perlu kontrol kualitas air secara rutin dan
berkala serta dilakukan pencatatan. Kondisi normal untuk pH tambak udang
vannamei kisaran 7 – 8. Apabila di bawah nilai 7 perlu aplikasi kapur dan pada
nilai di atas 8 maka perlu penambahan molase (carbon). Ini merupakan cara
sederhana dalam pengendalian pH air tambak udang intensif.
Banyak sekali
manfaat dari adanya program Demonstration
Farm (Demfarm) Budidaya Udang Vannamei Intensif ini. Antara lain : a). Transfer knowledge bagi pembudidaya
sangat efektif, b). Daerah sekitar mulai banyak yang mengaplikasi teknologi
terbaru, c). Pembukaan lahan tambak baru dari lahan bonorowo sekitar, d). Petak
tambak di design dengan luasan kecil untuk memudahkan pengelolaan.
Semoga dari hal kecil kita untuk saling silaturahmi bisa memberikan
manfaat yang besar satu dengan yang lainnya, membuka pintu rejekiNYA dan
memperpanjang umur. Aamiin...